Peta Peradaban Lembah Sungai Gangga
1. Lokasi
Lembah sungai Gangga dengan anak sungainya Yamuna terletak antara Pegunungan Himalaya dan Pegunungan Vindhya. Kedua sungai tersebut bermata air di Pegunungan Himalaya dan mengalir di kota-kota besar seperti Delhi, Agra, dan bermuara di wilayah Bangladesh ke teluk Banggala. Sungai Ganggabertemu dengan Sungai Brahmaputra yang bermata air di Pegunungan Kwen Lun. Lembah Sungai Gangga merupakan daerah yang subur.
2. Pendukung
Pendukung peradaban Lembah Sungai Gangga adalah bangsa Aria yang termasuk bangsa Indo Jerman. Bangsa Aria memasuki wilayah India antara tahun 2000- 1500 SM melalui celah Pas Kaiber di Pegunungan Hindu Kush. Merka berkulit putih, berbadan tinggi, dan berhidung mancung. Pencahariannya semula berternak dan kehidupannya terus mengembara. Tetapi setelah berhasil mengalahkan bangsa Dravisa di Lembah Sungai Indus dan menguasai daerah yang subur, mereka akhirnya bercocok tanam dan hidup menetap. Selanjutnya, mereka menduduki Lembah Sungai Gangga dan terus mengembangkan kebudayaannya. Kebudayaan campuran antara kebudayaan bangsa Arya dengan bangsa Dravida dikenal dengan sebutan kebudayaan Hindu.
3. Masyarakat
Bangsa Aria berusaha untuk tidak bercampur dengan bangsa Dravida yang merupakan penduduk asli India. Mereka menyebut bangsa Dravida adalah anasah artinya tidak berhidung atau berhidung pesek dan dasa artinya raksasa. Untuk memelihara kemurnian keturunannya, diadakan sistem pelapisan (kasta) yang dikatakannyabersumber pada ajaran agama. Bangsa Aria berhasil mengambil alih kekuasaan politik, sosial dan ekonomi. Akan tetapi, dalam kebudayaan terjadi percampuran (asimilasi) antara Aria dan
Dravida. Percampuran budaya itu melahirkan kebudayaan Weda. Kebudayaan inilah yang melahirkan agama dan kebudayaan Hindu atau Hinduisme. Daerah perkembangan pertamanya di lembah Sungai Gangga yang kemudian disebut Aryawarta (negeri orang Aria) atau Hindustan (tanah milik orang Hindu). Untuk mempertahankan kekuasaannya di tengah kehidupan masyarakat, bangsa Arya berusaha menjaga kemurnian ras. Artinya, mereka melarang perkawinan campur dengan bangsa Dravida. Untuk itulah, bangsa Arya menciptakan sistem kasta dalam kemasyarakatan. Sistem kasta didasarkan pada kedudukan, hak dan kewajiban seseorang dalam masyarakat. Pembagian golongan atau tingkatan dalam masyarakat Hindu terdiri dari empat kasta atau caturwarna, yakni : Brahmana (pendeta), bertugas dalam kehidupan keagamaan; Ksatria (raja, bangsawan dan prajurit), berkewajiban menjalankan pemerintahan termasuk mempertahankan negara, Waisya (pedagang, petani, dan peternak), dan Sudra (pekerja-pekerja kasar dan budak).
Kasta Brahmana, Kastria, Waisya terdiri dari orang-orang Aria. Kasta Sudra
terdiri dari orang-orang Dravida. Selain keempat kasta di atas, ada lagi kasta
Paria/Candala atau Panchama. Panchama yang berarti “kaum terbuang”. Kasta ini dipandang hina, karena melakukan pekerjaan kotor, orang jahat dan tidak boleh disentuh, lebih-lebih bagi kaum Brahmana.
Dravida. Percampuran budaya itu melahirkan kebudayaan Weda. Kebudayaan inilah yang melahirkan agama dan kebudayaan Hindu atau Hinduisme. Daerah perkembangan pertamanya di lembah Sungai Gangga yang kemudian disebut Aryawarta (negeri orang Aria) atau Hindustan (tanah milik orang Hindu). Untuk mempertahankan kekuasaannya di tengah kehidupan masyarakat, bangsa Arya berusaha menjaga kemurnian ras. Artinya, mereka melarang perkawinan campur dengan bangsa Dravida. Untuk itulah, bangsa Arya menciptakan sistem kasta dalam kemasyarakatan. Sistem kasta didasarkan pada kedudukan, hak dan kewajiban seseorang dalam masyarakat. Pembagian golongan atau tingkatan dalam masyarakat Hindu terdiri dari empat kasta atau caturwarna, yakni : Brahmana (pendeta), bertugas dalam kehidupan keagamaan; Ksatria (raja, bangsawan dan prajurit), berkewajiban menjalankan pemerintahan termasuk mempertahankan negara, Waisya (pedagang, petani, dan peternak), dan Sudra (pekerja-pekerja kasar dan budak).
Kasta Brahmana, Kastria, Waisya terdiri dari orang-orang Aria. Kasta Sudra
terdiri dari orang-orang Dravida. Selain keempat kasta di atas, ada lagi kasta
Paria/Candala atau Panchama. Panchama yang berarti “kaum terbuang”. Kasta ini dipandang hina, karena melakukan pekerjaan kotor, orang jahat dan tidak boleh disentuh, lebih-lebih bagi kaum Brahmana.
= Pemerintahan
Perkembangan sistem pemerintahan di Lembah Sungai Gangga merupakan kelanjutan ~an sistem pemerintahan masyarakat di daerah Lembah Sungai Indus. Runtuhnya Kerajaan Maurya menjadikan keadaan kerajaan menjadi kacau dikarenakan peperangan antara kerajaan-kerajaan kecil yang ingin berkuasa. Keadaan yang kacau, mulai aman kembali setelah munculnya kerajaan-kerajaan baru. Kerajaan-kerajaan tersebut di antaranya Kerajaan Gupta dan Kerajaan Harsha.
1. Kerajaan Gupta
Pendiri Kerajaan Gupta adalah Raja Candragupta I dengan pusatnya di Lembah Sungai Gangga. Pada masa pemerintahan Raja Candragupta I, agama Hindu dijadikan agama negara, namun agama Buddha masih tetap dapat berkembang.
Masa kejayaan Kerajaan Gupta terjadi pada masa pemerintahan Samudragupta (Cucu Candragupta 1). Pada masa pemerintahannya Lembah Sungai Gangga dan Lembah Sungai Indus berhasil dikuasainya dan Kota Ayodhia ditetapkan sebagai ibukota kerajaan.
Pengganti Raja Samudragupta adalah Candragupta II, yang dikenal sebagai Wikramaditiya. Ia juga bergama Hindu, namun tidak memandang rendah dan mempersulit perkembangan agama Budha. Bahkan pada masa pemerintahannya berdiri perguruan tinggi agama Buddha di Nalanda. Di bawah pemerintahan Candragupta II kehidupan rakyat semakin makmur dan sejahtera.. Kesusastraan mengalami masa gemilang. Pujangga yang terkenal pada masa ini adalah pujangga Kalidasa dengan karangannya berjudul “Syakuntala”. Perkembangan seni patung mencapai kemajuan yang juga pesat. Hal ini terlihat dari pahatan-pahatan dan patung-patung terkenal menghiasi kuil-kuil di Syanta.
Dalam-perkembangannya Kerajaan Gupta mengalami kemunduran setelah meninggalnya Raja Candragupta II. India mengalami masa kegelapan selama kurang lebih dua abad.
1. Kerajaan Harsha
Setelah mengalami masa kegelapan, baru pada abad ke-7 M muncul Kerajaan Harsha dengan rajanya Harshawardana. Ibu kota Kerajaan Harsha adalah Kanay. Harshawardana merupakan seorang pujangga besar. Pada masa pemerintahannya kesusastraan dan pendidikan berkembang dan pesat. Salah satu pujangga yang terkenal pada masa kerajaan Harshawardana adalah pujangga Bana dengan karyanya berjudul “Harshacarita”.
Raja Harsha pada awalnya memeluk agama Hindu, tetapi kemudian memeluk agama Buddha. Di tepi Sungai Gangga banyak dibangun wihara dan stupa, serta dibangun tempattempat penginapan dan fasilitas kesehatan. Candi-candi yang rusak diperbaiki dan membangun candi-candi baru. Setelah masa pemerintahan Raja Harshawardana hingga abad ke-1 1 M tidak pernah diketahui adanya raja-raja yang pernah berkuasa di Harsha.
4. Agama Hindu
Agama dan kebudayaan Hindu lahir pertama kali di India sekitar tahun
1500 SM. Agama dan kebudayaan Hindu ini mengalami pertumbuhan pada
zaman Weda. Kebudayaan Hindu merupakan perpaduan antara kebudayaan
bangsa Aria dari Asia Tengah yang telah memasuki India dengan kebudayaan
bangsa asli India (Dravida). Hasil percampuran itulah yang disebut agama Hindu atau Hinduisme. Daerah perkembangan pertamanya di lembah Sungai Gangga yang disebut Aryawarta (negeri orang Aria) dan Hindustan (tanah milik orang Hindu). Sejak berkembangnya kebudayaan Hindu di India maka lahir agama Hindu. Dari India, agama Hindu menyebar ke seluruh dunia dan banyak memengaruhi kebudayaan-kebudayaan di dunia, termasuk Indonesia.
Menurut pendapat para ahli sejarah, berdasarkan temuan berbagai peninggalan sejarah, diyakini bahwa bekas kota Mahenjo-Daro (Larkana) dan Harappa (Punjab) di lembah Sungai Indus merupakan tempat timbul dan berkembangnya agama Hindu.
Agama Hindu tumbuh bersamaan dengan kedatangan bangsa Arya (Indo-
Jerman) ke India kira-kira tahun 1500 SM. Mereka datang melewati celah Kaiber. Celah tersebut terletak di pegunungan Hindu Kush, sebelah barat laut India. Itulah sebabnya celah Kaiber terkenal dengan sebutan “Pintu Gerbang India”. Kemudian bangsa Arya mendesak bangsa Dravida dan Munda yang telah mendiami daerah tersebut.
Agama dan kebudayaan Hindu lahir pertama kali di India sekitar tahun
1500 SM. Agama dan kebudayaan Hindu ini mengalami pertumbuhan pada
zaman Weda. Kebudayaan Hindu merupakan perpaduan antara kebudayaan
bangsa Aria dari Asia Tengah yang telah memasuki India dengan kebudayaan
bangsa asli India (Dravida). Hasil percampuran itulah yang disebut agama Hindu atau Hinduisme. Daerah perkembangan pertamanya di lembah Sungai Gangga yang disebut Aryawarta (negeri orang Aria) dan Hindustan (tanah milik orang Hindu). Sejak berkembangnya kebudayaan Hindu di India maka lahir agama Hindu. Dari India, agama Hindu menyebar ke seluruh dunia dan banyak memengaruhi kebudayaan-kebudayaan di dunia, termasuk Indonesia.
Menurut pendapat para ahli sejarah, berdasarkan temuan berbagai peninggalan sejarah, diyakini bahwa bekas kota Mahenjo-Daro (Larkana) dan Harappa (Punjab) di lembah Sungai Indus merupakan tempat timbul dan berkembangnya agama Hindu.
Agama Hindu tumbuh bersamaan dengan kedatangan bangsa Arya (Indo-
Jerman) ke India kira-kira tahun 1500 SM. Mereka datang melewati celah Kaiber. Celah tersebut terletak di pegunungan Hindu Kush, sebelah barat laut India. Itulah sebabnya celah Kaiber terkenal dengan sebutan “Pintu Gerbang India”. Kemudian bangsa Arya mendesak bangsa Dravida dan Munda yang telah mendiami daerah tersebut.
Akhirnya bangsa Arya berhasil menempati
daerah celah Kaiber yang sangat subur. Bangsa Dravida mendiami Dataran
Tinggi Dekan (India Selatan). Bangsa Munda mendiami daerah-daerah pegunungan. Pemeluk agama Hindu mengenal tiga dewa tertinggi yang disebut Trimurti, yakni Brahma (dewa pencipta), Wisnu (dewa
pelindung), dan Syiwa (dewa perusak). Dewa-dewi lainnya antara lain : Agni (dewa api), Bayu (dewa angin), Surya (dewa matahari),
Candra (dewa bulan), Indra (dewa perang), Saraswati (dewi pengetahuan dan
seni), Lakshmi (dewi keberuntungan), dan Ganesha (dewa pengetahuan dan penolong). Sumber ajaran Hindu adalah kitab
Weda, yang bermakna pengetahuan Hindu. Kitab-kitab penganut Hindu:
a. Kitab Weda
Terdiri dari 4 Samhita atau himpunan, yaitu:
1) Reg Weda (merupakan kitab yang tertua), berisi puji-pujian kepada
dewa
2) Sama Weda, berisi nyanyian-nyanyian suci yang merupakan pujian
pada waktu melaksanakan upacara
3) Yajur Weda, berisi doa-doa yang diucapkan pada waktu upacara sesaji.
4) Atharwa Weda, berisikan doa-doa bagi penyembuhan penyakit dan
nyanyian sakti kaum brahmana.
daerah celah Kaiber yang sangat subur. Bangsa Dravida mendiami Dataran
Tinggi Dekan (India Selatan). Bangsa Munda mendiami daerah-daerah pegunungan. Pemeluk agama Hindu mengenal tiga dewa tertinggi yang disebut Trimurti, yakni Brahma (dewa pencipta), Wisnu (dewa
pelindung), dan Syiwa (dewa perusak). Dewa-dewi lainnya antara lain : Agni (dewa api), Bayu (dewa angin), Surya (dewa matahari),
Candra (dewa bulan), Indra (dewa perang), Saraswati (dewi pengetahuan dan
seni), Lakshmi (dewi keberuntungan), dan Ganesha (dewa pengetahuan dan penolong). Sumber ajaran Hindu adalah kitab
Weda, yang bermakna pengetahuan Hindu. Kitab-kitab penganut Hindu:
a. Kitab Weda
Terdiri dari 4 Samhita atau himpunan, yaitu:
1) Reg Weda (merupakan kitab yang tertua), berisi puji-pujian kepada
dewa
2) Sama Weda, berisi nyanyian-nyanyian suci yang merupakan pujian
pada waktu melaksanakan upacara
3) Yajur Weda, berisi doa-doa yang diucapkan pada waktu upacara sesaji.
4) Atharwa Weda, berisikan doa-doa bagi penyembuhan penyakit dan
nyanyian sakti kaum brahmana.
b. Kitab Brahmana
Berisi penjelasan kitab Weda, yang disusun oleh para pendeta.
c. Kitab Upanishad
Berisi petunjuk-petunjuk, agar orang dapat melepaskan diri dari
samsara, dan dapat mencapai moksa (kebahagiaan abadi).
d. Kitab yang berisikan cerita kepahlawanan:
1) Mahabharata, karya Wiyasa berisikan cerita peperangan antara
Pandawa melawan Kurawa. Keduanya masih keluarga seketurunan,
yang memperebutkan tahta kerajaan Astina. Perebutan akhirnya
dimenangkan oleh Pandawa.
2) Ramayana, karya Walmiki menceritakan peperangan antara Rama
dengan Rahwana. Peperangan ini akhirnya dimenangkan oleh Rama.
Cerita Ramayana melambangkan kejujuran (dilambangkan Rama)
melawan keangkaramurkaan (dilambangkan Rahwana).
Inti ajaran agama Hindu didasarkan pada karma, reinkarnasi dan moksa.
Karma adalah perbutan baik buruk dari manusia ketika di dunia yang menentukan kehidupan berikutnya. Reinkarnasi ialah penjilmaan kembali kehidupan manusia sesuai dengan karmanya. Bila seseorang berbuat baik akan lahir kembali ke tingkat yang lebih tinggi; sebaliknya jika berbuat buruk mengakibatkan reinkarnasi ke tingkat yang lebih rendah, misalnya lahir sebagai hewan. Keadaan hidup-mati kembali merupakan persitiwa hidup yang menderita (samsara). Moksa ialah tingkat hidup tertinggi yang terlepas
dari ikatan keduniawian atau terbebas dari reinkarnasi. Agama Hindu mengenal pembagian masyarakat atas kasta-kasta, yaitu Brahmana, terdiri dari golongan pendeta, bertugas mengurus soal kehidupan keagamaan; Ksatria, terdiri dari golongan bangsawan dan prajurit, berkewajiban
menjalankan pemerintahan termasuk mempertahankan negara; Waisya, bertugas untuk berdagang, bertani, dan beternak; Sudra, bertugas untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan kasar, seperti budak dan pelayan. Adanya sistem kasta (caturwarna) tersebut pada dasarnya merupakan pembagian tugas dan kelas dalam masyarakat Hindu yang didasarkan atas keturunan. Perkawinan antar kasta dilarang, terhadap yang melanggar dikeluarkan dari kasta (out cast) dan masuk dalam golongan atau kasta Paria.
Berisi penjelasan kitab Weda, yang disusun oleh para pendeta.
c. Kitab Upanishad
Berisi petunjuk-petunjuk, agar orang dapat melepaskan diri dari
samsara, dan dapat mencapai moksa (kebahagiaan abadi).
d. Kitab yang berisikan cerita kepahlawanan:
1) Mahabharata, karya Wiyasa berisikan cerita peperangan antara
Pandawa melawan Kurawa. Keduanya masih keluarga seketurunan,
yang memperebutkan tahta kerajaan Astina. Perebutan akhirnya
dimenangkan oleh Pandawa.
2) Ramayana, karya Walmiki menceritakan peperangan antara Rama
dengan Rahwana. Peperangan ini akhirnya dimenangkan oleh Rama.
Cerita Ramayana melambangkan kejujuran (dilambangkan Rama)
melawan keangkaramurkaan (dilambangkan Rahwana).
Inti ajaran agama Hindu didasarkan pada karma, reinkarnasi dan moksa.
Karma adalah perbutan baik buruk dari manusia ketika di dunia yang menentukan kehidupan berikutnya. Reinkarnasi ialah penjilmaan kembali kehidupan manusia sesuai dengan karmanya. Bila seseorang berbuat baik akan lahir kembali ke tingkat yang lebih tinggi; sebaliknya jika berbuat buruk mengakibatkan reinkarnasi ke tingkat yang lebih rendah, misalnya lahir sebagai hewan. Keadaan hidup-mati kembali merupakan persitiwa hidup yang menderita (samsara). Moksa ialah tingkat hidup tertinggi yang terlepas
dari ikatan keduniawian atau terbebas dari reinkarnasi. Agama Hindu mengenal pembagian masyarakat atas kasta-kasta, yaitu Brahmana, terdiri dari golongan pendeta, bertugas mengurus soal kehidupan keagamaan; Ksatria, terdiri dari golongan bangsawan dan prajurit, berkewajiban
menjalankan pemerintahan termasuk mempertahankan negara; Waisya, bertugas untuk berdagang, bertani, dan beternak; Sudra, bertugas untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan kasar, seperti budak dan pelayan. Adanya sistem kasta (caturwarna) tersebut pada dasarnya merupakan pembagian tugas dan kelas dalam masyarakat Hindu yang didasarkan atas keturunan. Perkawinan antar kasta dilarang, terhadap yang melanggar dikeluarkan dari kasta (out cast) dan masuk dalam golongan atau kasta Paria.
Bangsa Aria berhasil mengambil alih kekuasaan politik, sosial dan ekonomi.
Akan tetapi, dalam kebudayaan terjadi percampuran (asimilasi) antara Aria dan
Dravida. Percampuran budaya itu melahirkan kebudayaan Weda. Kebudayaan
inilah yang melahirkan agama dan kebudayaan Hindu atau Hinduisme. Daerah
perkembangan pertamanya di lembah Sungai Gangga yang kemudian disebut
Aryawarta (negeri orang Aria) atau Hindustan (tanah milik orang Hindu).
Akan tetapi, dalam kebudayaan terjadi percampuran (asimilasi) antara Aria dan
Dravida. Percampuran budaya itu melahirkan kebudayaan Weda. Kebudayaan
inilah yang melahirkan agama dan kebudayaan Hindu atau Hinduisme. Daerah
perkembangan pertamanya di lembah Sungai Gangga yang kemudian disebut
Aryawarta (negeri orang Aria) atau Hindustan (tanah milik orang Hindu).
0 komentar:
Posting Komentar